Karena faktor ekonomi,  dua Hafizah lulusan Daarul Qur’an Indonesia di Gaza terancam menguburkan cita-cita menjadi dokter

Maryam Hartani dan Nasamah al-Zoubdah adalah dua Hafizah Daarul Qur’an yang berhasil lulus dengan predikat  tinggi di sekolah pendidikan menengah. Keduanya berharap dapat melanjutkan pendidikan di fakultas kedokteran. Namun situasi ekonomi Gaza yang ditekan krisis menghalangi keduanya untuk meraih cita-cita.

BY 4adminEdited Sat,02 Feb 2019,02:24 PM

Jalur Gaza, SPNA - Jalur Gaza adalah wilayah krisis yang telah menjadi pusat konflik sejak beberapa dekade terakhir. Kampung halaman Imam Syafi’i ini diduduki Israel pada tahun 1967, tepat 19 tahun setelah negara Zionis tersebut menjajah Palestina. Pasukan Israel lalu angkat kaki dari Gaza tahun 2005 silam.

Gaza berbatasan dengan wilayah Palestina yang diduduki  Israel di bagian timur dan utara, sementara di bagian selatan berbatasan dengan Mesir. Sejak Hamas memenangkan pemilu 12 tahun silam, pemerintah Israel memblokade wilayah ini. Tak pelak, seluruh sektor kehidupan lumpuh. Akibatnya, warga Palestina di wilayah ini hidup menderita.

Melihat situasi ini, rakyat dan pemerintah Indonesia tidak tinggal diam. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memberikan banyak  sumbangsih terhadap rakyat Palestina di Gaza, baik dalam bentuk moril maupun materil.

Suara Palestina melakukan wawancara dengan dua mahasiswi berprestasi bernama Maryam Al-Hartani dan Nasamah Al-Zubdah. Keduanya merupakan Hafizah alumni Daarul Qur’an (Daqu) Indonesia cabang Gaza. Meskipun lulus pendidikan menengah dengan nilai tinggi,  namun faktor ekonomi menghambat dua hafizah ini meraih cita-cita mereka untuk menjadi dokter. 

“Saya sudah mendaftar di Fakultas Kedokteran Universitas Al-azhar di Jalur Gaza. Fakultas ini membutuhkan biaya sangat besar, apalagi bagi kami warga Gaza yang hidup di bawah blokade dan krisis ekonomi,’’ terang Maryam Ya’qub al-Hartani yang lulus SMU dengan nilai rata-rata 94%.

Dia menjelaskan bahwa biaya Fakultas Kedokteran per-semester mencapai 5.000 Dolar AS atau 10.000 Dolar pertahun. Untuk menjalani pendidikan tujuh tahun di fakultas tersebut, alumni Daarul Qur’an Gaza ini harus menyiapkan dana sebesar 70.000 Dolar.

Sementara itu, Nasamah Muhammad al-Zibdah mengatakan bahwa dirinya terpaksa mendaftar di jurusan Apoteker, Universitas Palestina, Jalur  Gaza. Mahasiswi yang meyelesaikan pendidikan SMA dengan rata-rata 96.1% tersebut mengaku terpaksa mengurungkan niatnya menjadi dokter karena faktor biaya.

“Saya berharap dapat mengambil jurusan kedokteran yang merupakan cita-cita saya sejak dulu,” ujarnya.

Sebelumnya, Ustad Gazi Ilwan mengatakan bahwa jumlah anak didik di Daarul Qur’an Indonesia di  Gaza mencapai 200 orang, Dari jumlah itu, 180 diantaranya adalah putri dan 80 putra dimana mereka terbagi ke dalam 10 kelas, lima untuk putra dan lima untuk putri.

Lembaga Tahfiz yang didirikan tahun 2012 silam itu berhasil mencetak  lebih dari 60 Hafiz, 80 siswa bahkan telah menyelesaikan program tajwid dan tilawah.

Pembina Daqu Gaza tersebut menambahkan bahwa sebanyak 60 siswa dan siswi telah menghafal satu sampai lima juz, 50 lainnya menghafal enam sampai 10 juz, sementara 25 menghafal 10 sampai  20 juz, dan 10 siswa menghafal 20 hingga 30 juz.

Sejak pemerintah Israel mengisolasi Gaza, tingkat kemiskinan Gaza bertambah pesat. Tercatat 53% warga Gaza hidup di bawah garis kemiskinan. Sebagian besar dari mereka tidak mampu menghidupi keluarganya.

Awal 2018 lalu, Sekjen PBB, Antonio Guterres telah menegaskan bahwa Gaza yang memiliki populasi dua juta jiwa tersebut akan menjadi wilayah tak layak huni pada tahun 2020.

Sementara itu, Profesor Hubungan Internasional Universitas Oxford, Avi Shlaim mengatakan bahwa Israel telah mengubah Jalur Gaza menjadi penjara terbesar di dunia. 

Dalam sebuah artikel yang dirilis The Guardian dalam peringatan 10 tahun operasi “Cast Leads”, sejarawan Yahudi tersebut mengatakan bahwa sampai saat ini pemerintah Israel masih menggunakan cara-cara brutal dalam menghadapi warga Gaza.

(T.RS/S: SPNA/Abdel Hamid Akkila)

leave a reply
Posting terakhir